TULISAN INI BERHASIL DINOBATKAN SEBAGAI FINALIS 100 NOMINATOR PEMENANG BANK INDONESIA BLOG AND VLOG COMPETITION FEATURING NET MEDIATAMA 2017Uang Rupiah (Doc. Pribadi) |
Saat itu saya sedang berwisata ke Bali, tidak sah rasanya berwisata
tanpa membawa oleh-oleh khas lokal untuk dibawa pulang, saya pun bergegas
menuju tempat dimana tour guide saya menyarankan. Sembari melihat-lihat
dagangan yang dipajang, mata saya tertuju pada seorang ‘bule’ yang memilah-milih
cinderamata, tak lama kemudian dia pun mengeluarkan selembar dollar untuk membelinya.
Karena belum menemukan barang yang cocok untuk dibeli, saya pun
melanjutkan berjalan melihat dan mencari barang yang pas di hati, tak
sengaja saya bertemu lagi dengan ‘bule’ yang membeli cinderamata dengan
dollar juga. Melihat dua kejadian ini membuat saya baper, bawa perasaan.
Sepulang dari Bali, seperti biasa di awal bulan saya rutin
mengunjungi bank untuk menabungkan uang yang saya kumpulkan selama sebulan.
Tibalah giliran nomor antrean saya, sembari menunggu teller bank memproses,
saya melirik ke teller sebelah, melihat seorang laki-laki setengah baya juga
menabung. Iseng-iseng mengintip uang yang disetorkan, ternyata dia
menyetorkan uang dollar. Disini saya kembali baper, bawa perasaaan.
Kejadian berlanjut di sebuah kantin kampus, di saat sedang mengantri
membayar makanan yang saya pesan, posisi saya saat itu berada di belakang
seorang mahasiswi yang mengeluarkan uang dari dompetnya untuk membayar. Sembari
dia mengeluarkan lembar Rupiah, terjatuhlah beberapa koin Rupiah nominal 200 Rupiah
dan 500 Rupiah, spontan saya menegur “mbak, uangnya jatuh”, namun tak
dihiraukan, seakan-akan malu untuk memungutnya, mungkin karena hanya sejumlah
700 Rupiah saja. Tanpa sepatah kata mahasiswi tersebut langsung meninggalkan tempat, saya pun memungut uang
recehan tersebut untuk dimasukkan ke dalam dompet. Lagi-lagi saya merasa baper,
bawa perasaan.
Uang Rupiah (Doc. Pribadi) |
Melihat dari 3 peristiwa yang membuat saya baper tersebut,
saya pun merenung. Flashback pada peristiwa yang pertama, saya
membandingkan dan sedikit berpikir bahwa Bali merupakan wilayah teritorial
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ketika kita ke luar negeri kita diwajibkan
membayar dengan mata uang negara setempat, namun di negeri sendiri, kita justru
lebih senang saat dibayar dengan dollar.
Peristiwa yang kedua pun begitu, kenapa sih tidak menabung
menggunakan Rupiah saja, padahal Rupiah merupakan mata uang kebanggaan kita.
Tak jauh berbeda dengan peristiwa yang ketiga, sesuatu yang ngakunya
dibanggakan, justru dibuang-buang.
Dan kalian pasti sering melihat brosur-brosur, atau iklan jasa
travel yang mencantumkan nominal dollar, padahal jelas konsumen mereka adalah
orang Indonesia dan mereka menjual jasa di wilayah Indonesia. Baper nggak
sih?. Tak jarang pula saya melihat lembar Rupiah yang bertuliskan coretan
nomor handphone, lembar yang sobek, lusuh, dan banyak lagi peristiwa yang saya
alami, yang membuat saya baper karena Rupiah.
Renungan saya tak berhenti sampai disitu, hati dan logika pun
saling berdiskusi, hingga akhirnya munculah keinginan untuk mengajak diri saya
dan orang-orang sekitar agar mulai mencintai Rupiah.
Mulailah dengan mengenalnya lebih dekat dan belajar mencintainya
Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta, begitulah pepatah
mengatakan. Di saat kita ingin mencintai Rupiah, maka kenali terlebih dahulu
siapa itu Rupiah sebagai mata uang kita. Cara mengenal Rupiah adalah dengan
mengetahui ciri-ciri keaslian uang Rupiah itu sendiri, 12 fitur keamanan yang
dimiliki Rupiah emisi 2016 membuat kita dengan mudah mengenali Rupiah, kalian
bisa memahaminya pada buku panduan yang telah disosialisasikan oleh Bank
Indonesia.
Rupiah dapat mudah dikenali dengan menggunakan sinar ultraviolet,
namun kita juga dapat mengenalinya dengan cara yang lebih sederhana yakni
dengan trik 3D:
- · Dilihat
- · Diraba
- · Diterawang
Uang Rupiah (Doc. Pribadi) |
Di saat kita telah mengenal Rupiah, maka secara otomatis akan mudah
pula untuk mencintainya. Selain itu dengan mengenal Rupiah, kita akan terhindar
dari bahaya Rupiah yang palsu, karena kita telah mengenalnya dengan begitu
dekat.
Cintai dengan cinta yang tulus
Jangan menganggap Rupiah hanya sekedar mata uang, karena setiap
lembar Rupiah merupakan perwujudan sekaligus simbol dari kedaulatan Negara Republik
Indonesia. Mencintai Rupiah merupakan wujud kecintaan kita terhadap kemandirian
bangsa. Frasa Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan background peta Indonesia yang tercantum pada lembar rupiah adalah arti
bahwa Rupiah merupakan simbol persatuan bangsa Indonesia.
Rupiah Simbol Persatuan Bangsa Indonesia (Doc. Pribadi) |
Maka cintailah Rupiah dengan cinta yang tulus, jangan mencintai Rupiah
di saat kurs tengah lesu saja, cintailah Rupiah dengan cinta yang seutuhnya,
disaat kurs Rupiah sedang melemah ataupun menguat. Walau rate selalu
berfluktuasi.
Di dalam Rupiah juga terdapat gambar foto pahlawan, serta identitas
bangsa Indonesia seperti pemandangan alam, dan keberagaman budaya lainnya yang
juga ditampilkan dalam Rupiah. Setelah mengetahui fakta ini maka sebuah
keharusan bagi kita untuk mencintai Rupiah sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa
para pahlawan serta kecintaan terhadap tanah air.
Jangan pernah menyakitinya
Mencintai adalah berjanji untuk tidak menyakiti. Mencintai artinya menjaga,
menjaga Rupiah dengan tidak merusaknya. Ketika Rupiah itu rusak maka dia tidak
akan berlaku lagi, dan harus ditarik dari peredaran. Bayangkan, ketika mereka
rusak kemudian harus diganti dengan Rupiah yang baru, berapa anggaran yang
harus dikeluarkan untuk mecetak uang yang baru.
Menjaga kualitas uang Rupiah adalah sebuah keharusan. Karena ketika
Rupiah rusak, kita akan sulit mengenal keasliannya, sehingga Rupiah palsu
dengan mudah beredar, yang akibatnya akan merugikan kita sendiri. Mungkin jika Rupiah
bisa bersuara, kita akan mendengar suara teriakannya karena sering dianiaya.
Sudah lihat kan foto pahlawan dan gambar identitas bangsa yang
terdapat di Rupiah? Apa kalian tega untuk merusak foto pahlawan yang telah
berjuang untuk kemerdekaan bangsa ini? Maka dari itu, cintailah Rupiah dengan
tidak menyakitinya, yakni dengan:
- · Jangan dicoret
- · Jangan distapler
- · Jangan diremas
- · Jangan dibasahi, dan
- · Jangan dilipat
Bagaimana sikap kita ketika kita mendapati uang Rupiah yang telah
rusak? Apakah dibuang saja? Jangan dibuang, karena kita dapat menukar uang
tersebut kepada bank untuk ditukarkan dengan Rupiah yang baru.
Selain itu, jangan pernah untuk acuh terhadapnya, apalagi
membuang-buang Rupiah. Jagalah Rupiah sekecil apapun nominalnya, pungut dia
kembali ketika kalian mengetahui dia tergeletak di tanah, tanyakan kepada orang
sekitar yang merasa memiliki Rupiah tersebut.
Saya sendiri sudah mengumpulkan ratusan koin Rupiah yang
disia-siakan, dibuang, dan dibiarkan oleh pemiliknya sejak 2 tahun terakhir.
Mengumpulkan Koin Rupiah yang disia-siakan (Doc. Pribadi) |
Karena saya berpikir, uang 1 juta tidak akan menjadi 1 juta ketika
100 Rupiahnya tidak ada. Banyak dari mereka yang kurang beruntung dari kita
yang lebih menghargai Rupiah walau sekecil apapun nominalnya, mereka kumpulkan
sedikit demi sedikit dengan harapan suatu saat akan menjadi banyak.
Jangan pernah lost interaction dengannya
Pernah nggak kalian sakit hati ketika kurs Rupiah jomplang?
Sakit hati kan? Sama saya juga baper kalau mendengar berita kurs Rupiah
sedang melemah. Kalian tau nggak sih mengapa Rupiah bisa jomplang?
Salah satunya dikarenakan sikap kita terhadap Rupiah yang enggan menggunakannnya
dalam transaksi dan lebih memilih menggunakan mata uang lain. Rupiah tuh sebenarnya
cemburu disini.
Kita lebih bangga ketika menggunakan atau menerima dollar, karena
kita menganggap dollar itu keren, padahal Rupiah jauh lebih keren. Ingat nggak,
dahulu ketika kita kecil, kita selalu merengek meminta Rupiah kepada orang
tua kita, namun ketika sudah besar, kita melupakan Rupiah.
Sebagai bentuk cinta kita kepada Rupiah, ayo selalu menggunakan Rupiah
dalam setiap transaksi keuangan dalam negeri baik tunai maupun nontunai. Yakni
dengan:
- · Jual beli dengan menggunakan Rupiah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
- · Meminta untuk menukarkan ke Rupiah terlebih dahulu ketika dibayar dengan valuta asing bila berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
- · Menabung dengan Rupiah
- · Dan transaksi tunai maupun nontunai lainnya sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia tentang kewajiban penggunaan Rupiah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menabung dengan Rupiah (Doc. Pribadi) |
Penggunaan Rupiah dalam setiap transaksi merupakan perwujudan
kecintaan terhadap kedaulatan dan kemandirian bangsa Indonesia. Selain itu
menggunakan Rupiah merupakan bentuk bela negara sebagai cara kita mencintai
tanah air.
Ingatlah bahwa kita bisa bertransaksi setiap hari, tidak lepas berkat
kemerdekaan yang diperjuangkan oleh para pahlawan, apa kita tidak malu mengisi
kemerdekaan dengan pengkhianatan terhadap negeri sendiri, karena lebih memilih
menggunakan mata uang asing. Jadi ayo cintai Rupiah, dengan menggunakan Rupiah setiap
bertransaksi.
Tenang, cinta kamu nggak bakalan dikhianati
Mencintai Rupiah, sejatinya adalah bentuk kecintaan kepada diri kita
sendiri, menggunakan Rupiah adalah demi masyarakat itu sendiri. Ketika kita
lebih memilih dollar, jangan salahkan Rupiah yang melemah, otomatis hal
tersebut bisa membuat gonjang-ganjing perekonomian, dan tentunya merugikan kita
sendiri. Ketika Rupiah diacuhkan, dan permintaan terhadap mata uang asing
meningkat, hal tersebut membuat nilai kurs Rupiah menurun, sehingga harga-harga
barang naik. Jangan hanya menuntut nilai Rupiah untuk tetap stabil, namun juga
kita harus memberikan timbal balik berupa dukungan dan perlakuan yang baik terhadap
Rupiah.
Coba ingat kembali pada cerita diatas, ketika kalian melihat iklan
jasa travel yang mencantumkan nominal dollar, sejatinya kita benar-benar merugi.
Selain Rupiah yang diacuhkan, bisa jadi harga yang ditawarkan lebih tinggi dari
harga pasar, karena kita nggak tahu persis berapa nilai sebenarnya dalam
Rupiah.
Mencintai Rupiah sekecil apapun nominalnya (Doc. Pribadi) |
Rupiah bukan pengkhianat cinta, ketika dia mulai dicintai, maka
kita akan diberi timbal balik, Rupiah akan membalas berupa cinta yang lebih
kepada kita. Jadi Rupiah nggak bakalan jadi pemberi harapan palsu
atas cinta kita.
Saat Rupiah mulai dicintai, digunakan dalam bertransaksi maka nilai
Rupiah akan stabil, dan terus menguat yang kesemuanya itu akan menguntungkan
kita. Harga barang menjadi stabil dan terjangkau yang secara tidak langsung
akan mengurangi angka kemiskinan.
Selain itu dengan kita menggunakan Rupiah, tidak akan ada lagi
berita-berita atau omongan-omongan yang menjelek-jelekkan Rupiah, apalagi
sampai mengatakan Rupiah adalah mata uang sampah. Dan tentunya, dengan
mencintai Rupiah artinya kita membuktikan pada dunia bahwa Rupiah merupakan
mata uang yang mempunyai harga diri dan begitu dicintai di negeri asalnya.
Perjuangkan dan pertahankan cintamu
Setelah kita mengenali Rupiah, tidak menyakitinya, tidak pernah lost
interaction dengannya, mulai baper disaat melihat Rupiah
diperlakukan dengan tidak sebagaimana mestinya, serta mulai mencintai Rupiah dengan tulus. Maka
langkah selanjutnya yang paling penting adalah memperjuangkan dan
mempertahankan cinta tersebut. Karena cinta saja tidak cukup, harus ada gerakan
riil yang terukur.
Mulailah dengan terus ajeg dalam memperlakukan Rupiah dengan baik,
mengkampanyekan serta mendukung gerakan Cinta Rupiah, seperti mengajak handai
taulan teman terdekat ikut baper karena Rupiah.
Mencintai Rupiah (Doc. Pribadi) |
Kita perjuangkan Rupiah, agar daerah 3T yakni terdepan, terluar, tertinggal, yang mereka sering menggunakan uang asing untuk transaksi, beralih kepada Rupiah dan mulai mencintai serta bangga dengan Rupiah.
Tunjukkan bahwa kita cinta dengan ibu pertiwi, hapus air matanya
dengan sungguh-sungguh mencintai tanah air, menjadikan Rupiah sebagai tuan
rumah di negeri sendiri. Mandiri dan berdaulat di bumi pertiwi dengan kaki
tangan kita sendiri.
Yuk #CintaRupiah.
Lihatlah putra putrimu, menggembirakan ibu
Ibu kami tetap cinta, Putramu yang setia
Menjaga harta pusaka, Untuk nusa dan bangsa
(Potongan bait lagu “Ibu Pertiwi” Karya Ismail Marzuki).
Lihatlah putra putrimu, menggembirakan ibu
Ibu kami tetap cinta, Putramu yang setia
Menjaga harta pusaka, Untuk nusa dan bangsa
(Potongan bait lagu “Ibu Pertiwi” Karya Ismail Marzuki).
Think and Feel it!
No comments:
Post a Comment